Rabu, 29 September 2010 0 komentar

Waspada! Game Online Seperti Heroin




Klinik kesehatan biasanya digunakan untuk mencegah kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang. Namun, kini muncul fenomena baru di mana banyak remaja berisiko terbawa arus dunia maya, sehingga tidak mampu mengendalikan diri dan sering ‘absen’ di kehidupan nyata.

Hal ini menjadikan makin maraknya lembaga kesehatan yang membantu anak-anak yang kecanduan game. Bukti terbaru soal tingginya perkembangan bisnis ini ialah saat peluncuran video game Halo: Reach pada 14 September lalu.

Menurut perintis Layanan Ketergantungan Teknologi pada Remaja di Capio Nightingale Hospital London, Dr. Richard Graham, pola ketergantungan ini memiliki perilakuyang khas. “Dunia remaja seringkali menciptakan tekanan sehingga keberadaan game menawarkan tempat perlindungan,” kata Graham.

Tidak hanya itu, game online menawarkan pada pemainnya sebuah bentuk komunikasi antarpribadi, sehingga menciptakan kehidupan kedua yang lengkap dalam lingkungan game.

“Di permainan online, Anda seringkali menemukan semacam kelompok atau perserikatan. Remaja memang sangat berkelompok dan suka memilih geng,” ujar Graham lagi.

Berbahayanya, beberapa kelompok ini sangat menuntut waktu yang harus dicurahkan kepada mereka. Dengan bermain game, maka tampak memiliki kesempatan memperpanjang waktu, jelas Graham.

Individu menjadi sangat tergantung sehingga sulit membebaskan diri. Orang tua yang berusaha memaksa anak mereka berhenti bermain game seringkali melakukan tindakan agresif, karena mereka telah begitu putus asa untuk menarik anak mereka dari komputer.

Salah satu pasien Graham bahkan mengancam akan melukai diri sendiri saat konsol game miliknya rusak. “Dia sangat cemas karena tidak dapat mengakses permainan ini,” kata Graham.

Fenomena tersebut merupakan reaksi yang sama seperti pecandu yang tidak mendapat mengkonsumsi heroin. Saat putus asa, menurut Graham, pecandu akan melakukan tindakan yang sangat menyedihkan. Meskipun remaja pria tampak lebih berisiko kecanduan game, perempuan juga terkena dampak yang sama dari dunia virtual.

Kate Flanegan, 24 tahun, asal North Shields misalnya. Ia menghabiskan 70 jam dalam satu minggu untuk mengakses game online dari situs jejaring sosial, Facebook. Perempuan ini mengaku kecanduan, sama seperti merokok.

“Saya tahu bahwa merokok tidak baik buat tubuh, sama seperti bermain game. Tapi saya tidak pernah lelah untuk melakukannya karena saya sangat menikmati.” Flanegan mengakui bahwa saat ia berhenti bermain game, ia merasa sangat cemas.

Berdasarkan penelitian, sekitar 5-10% dari 46,5 juta pengguna internet di Inggris mengalami kecanduan komputer. Namun pembuat game menilai game online sama sederhananya dengan materi hiburan lain seperti buku dan televisi. Perilaku terobsesi bermain game terus-menerus dianggap karena masalah yang lebih rumit.

Direktur perusahaan video game dan hiburan interaktif UKIE, Michael Rawlinson mengatakan bahwa bermain game merupakan hobi yang sama seperti membaca atau berolahraga.

“Game berasal dari bagian gaya hidup yang sehat dan aktif. Ini membantu para pemain untuk mengembangkan kemampuan sosial. Bermain game olahraga dapat meningkatkan kesehatan fisik dan keuntungan kesehatan umum lainnya,” kata Rawlinson.
0 komentar

Untungnya Main Video Game bagi Otak



Apa untungnya main video gameBermain video game selama berjam-jam dapat mempersiapkan anak Anda untuk menjadi seorang ahli bedah laparoskopi suatu hari nanti. Demikian temuan sebuah studi baru yang dipublikasikan Elsevier's Cortex edisi Oktober 2010.

Pria muda yang suka main video game, pada jaringan kortikal otaknya mengalami reorganisasi, dan ini memberi keuntungan tersendiri, bukan dalam memainkan game tapi juga dalam melaksanakan tugas-tugas lain yang membutuhkan keterampilan visuomotor.

Para peneliti dari Pusat Penelitian Visi di Universitas York, Kanada, membandingkan satu kelompok yang terdiri dari 13 anak muda usia dua puluhan, yang telah bermain video game minimal empat jam seminggu selama tiga tahun sebelumnya, dengan sekelompok anak muda terdiri dari 13 tanpa pengalaman. Subyek ditempatkan di dalam mesin pencitraan magnetik resonansi fungsional (fMRI) dan diminta untuk menyelesaikan serangkaian tugas visuomotor yang semakin sulit.

"Dengan menggunakan pencitraan otak resolusi tinggi (fMRI), kami dapat mengukur daerah otak yang diaktifkan pada waktu tertentu selama percobaan," kata Lauren Sergio, dosen di Fakultas Kesehatan, Universitas York. "Kami menguji bagaimana kemampuan belajar dari pengalaman video game dapat mentransfer ke tugas baru, bukan hanya melihat aktivitas otak saat subyek memainkan video game."

Studi ini menemukan bahwa selama mengerjakan tugas, para gamer yang kurang berpengalaman mengandalkan sebagian besar pada korteks parietal (bagian otak yang biasanya terlibat dalam koordinasi tangan-mata), sedangkan gamer berpengalaman menunjukkan peningkatan aktivitas pada korteks prefrontal di bagian depan otak.

Penulis utama penelitian ini, Yosua Granek, menambahkan bahwa di masa depan, akan menarik untuk meneliti perubahan pola otak yang dipengaruhi oleh jenis video game yang telah digunakan gamer dan berapa jam mereka bermain, serta meneliti gamer video wanita, yang pola otaknya berbeda dibandingkan dengan laki-laki.
0 komentar

Dell Streak, Hadir Oktober di Indonesia



BAGI para gadget mania yang mulai jenuh menanti kehadiran iPad yang tidak kunjung tiba, inilah saatnya untuk beralih sejenak pada Dell Streak.

Kabarnya, Dell Streak akan diperkenalkan di Indonesia pada bulan Oktober tahun ini. Bahkan disebut juga Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mendapat kehormatan menjajal tablet berlayar lima inici ini.

Pasar gadget di Indonesia yang berkembang pesat dibanding negara lain di Asia Tenggara rupanya menjadi alasan mendasar kenapa Dell Streak hadir pertama disini. Sayang, Indonesia belum menjadi penyumbang terbesar bagi Dell. Karena dari sisi penjualana produk Dell, Indonesia masih berada di urutan keempat setelah Vietnam, Thailand dan Malaysia.

Dell Streak yang sudah dirilis di Inggris dan Amerika Serikat ini memiliki dua fungsi, yaitu untuk kebutuhan komputasi dan sebagai sarana komunikasi (telepon). Namun Dell Streak seperti juga produk gadget milik Dell lainnya tetap berpegang pada fungsi komputer.

Gadget yang bisa dimasukkan kedalam saku baju ini dilengkapi juga dengan fitur hiburan seperti musik, film, video dan game. Meski hanya dipersenjatai OS Android 1.6 Domut, namun secara keseluruhan perangkat ini cukup hebat.

Terbukti Dell Streak dilengkapi juga dengan kamera 5MP dengan 2 flash LED, prosesor Qualcomm ARM 1GHz, 3G, tampilan Android yang telah dikostumisasi, Multi Touch, layar anti gores 5 inci WVGA (800x400), dan dukungan microSD.

Bagi Anda yang berminat, Dell Streak dilepas ke pasaran dengan harga sekitar Rp 6 juta Rupiah dengan target penjualan 10.000-20.000 unit hingga akhir tahun.
0 komentar

Ingin Ubah iPod Jadi iPhone?



Beli Alat Ini
Alat ini serupa sarung pelindung untuk iPod namun ada baterai dan slot SIM di dalamnya.

Apple Peel, nama alat tambahan untuk iPod tersebut, ditujukan bagi pengguna yang ingin punya iPhone tetapi budgetnya tidak cukup. Bentuknya sendiri berupa casing pelindung, akan tetapi di bagian dalamnya tersedia konektor untuk docking, baterai, dan slot kartu SIM.

Setelah pengguna memasangkan “sarung” lengkap dengan kartu GSM di dalamnya, maka iPod Touch itu akan dapat melakukan panggilan suara dan mengirimkan pesan teks.

Apple Peel menawarkan kemampuan 5 jam talk time dan 120 jam standby. Yoison Technology, produsen perangkat tersebut sudah memasarkan alat tambahan untuk iPod ini seharga 520 Yuan atau Rp694 ribu di China.

Sebagai informasi, harga iPhone 4 bebas kontrak di China berkisar antara 4.999 yuan (Rp6,67 juta) untuk versi 16GB dan 5.999 yuan (Rp8 juta). Adapun harga iPod Touch berkisar dari 1.798 yuan (Rp2,4 juta) untuk model 8GB hingga 3.198 yuan (Rp4,2 juta) untuk model 64GB.

“Apakah Apple Peel akan diterima pasar sangat bergantung pada bagaimana pengguna melihat selisih harga,” kata Flora Wu, analis dari lembaga konsultan BDA di China, seperti dikutip dari Computerworld, 29 September 2010.

Sejalan dengan waktu, Wu menyebutkan, harga iPhone akan terus turun. “Dan jika selisih harganya dengan iPod plus Apple Peel, mungkin itu tidak lagi terlalu menarik,” ucapnya.

Meski demikian, kata Wu, Apple Peel merupakan contoh lain ‘inovasi terbalik’ yang dibuat oleh pengembang China yang menemukan cara untuk mengoptimalkan produk dari luar negeri agar cocok digunakan di pasar domestik.

Belum diketahui apakah perangkat ini akan dipasarkan di luar China. Saat ini, Yoison Technology sedang mengajukan paten untuk produk tersebut di Amerika Serikat dan akan memasarkannya di negeri tersebut.
0 komentar

Sony Ericsson LiveView, Layar Baru Lebih Seru





SONY ERICSSON
Sony Ericsson LiveView, perangkat mini dengan layar mikro, untuk memudahkan mengoperasikan ponsel juga ekspresi diri sang pengguna. JAKARTA, KOMPAS.COM- Teknologi perangkat keras seluler pada akhirnya memicu munculnya gadget-gadget pendukung. Fungsinya macam-macam, selain untuk membantu ketika melakukan telefoni, juga mengekspresikan diri. Ujung-ujungnya adalah menikmati pengalaman baru dan rasa aman serta nyaman.

Sony Ericsson boleh jadi merupakan vendor yang paling kreatif untuk urusan penciptaan produk sampingan. Sebuah perangkat baru diluncurkan, bernama LiveView. Gadget yang terhubung secara nirkabel lewat bluetooth ke ponsel Sony Ericsson (khususnya Android) ini bertugas untuk menampilkan apa yang tampil di layar juga berfungsi untuk mengontrol fitur tanpa harus menggenggam ponsel.

Dimensinya begitu mungil. Hanya 3,5 x3,5 cm dengan tebal 1 cm, hingga dapat diselipkan di baju, gantungan kunci, jam tangan, atau di mana saja yang memungkinkan. Apalagi, ia dilengkapi dengan tali pengikat maupun klip penjepit.

LiveView dilengkapi oleh sebuah layar OLED berukuran diaginal 1,3 inci. Layar mikro inilah yang akan menampilkan, misalnya panggilan atau SMS masuk, berita yang dikemas dalam format RSS, status baru rekan Anda di Facebook atau Twitter, reminder, bahkan untuk pengaturan pemutar musik sekalipun.

Untuk mengisi ulang baterai cukup dengan mencolokkan lewat microUSB charger. Dalam keadaan full battery, ia bisa bertahan hingga empat hari. "Kami akan terus mengembangkan aksesori untuk memastikan bahwa kami memainkan peran penting dan merupakan penggagas utama dalam pasar inovatif dalam desain dan aksesori yang menarik untuk semua platform termasuk Android," bilang Djunadi Satrio, Head of Marketing Sony Ericsson Indonesia.

Aksesori mini ini sendiri kemungkinan besar akan dirilis pada menjelang akhir tahun ini.
 
;